𝐊𝐄𝐓𝐄𝐌𝐔 𝐎𝐉𝐄𝐊 𝐏𝐀𝐍𝐆𝐊𝐀𝐋𝐀𝐍 𝐃𝐈 𝐉𝐀𝐋𝐀𝐍

Oleh : Ayah Penyayang

Waktu itu sekitar pukul 10 malam aku melintas di jalan itu. Kuliat di dpn ada Bpk² yg udah ubanan mengendarai Supra X dgn sngt lambat. Ku dahului dia dr kanan dan ku toleh ke kiri.

"Ayo Om!", sapaku.

"Yop!", jwbnya.

Wajahnya lumayan ganteng, ada kumisnya. Rambutnya udah putih semua, bodynya kurus, pahanya kecil, ya namanya aja org kurus.

Setelah brp ratus mtr, aku menepi di dpn dan berhenti. Kutoleh ke kanan menunggui dia. Dia pun melewatiku.

Di kleksonnya aku sambil berlalu. Bathinku lgsg kontak. H0mo!, gumanku dlm hati. Segera ku kejar dia lalu ku pepet dr kanan.

"Mau kemana, Pak?", sapaku ramah dgn senyum.

"Dari anu...!", katanya sambil jelasin. Kami jalan terus lambat² sambil saling menatap.

Feelingku udah kuat sekali kali dia itu jg h0mo. Karna dia sngt bersahabat. Dia mau meladeniku yg baru dikenalnya di jln.

Dari pengakuannya dia bilang dia opang (ojek pangkalan) tp udah sepi kali gak ada dpt penumpang. Aku pun berusaha supaya kami dpt ngobrol lbh jls.

Ku hentikan motorku tanpa ku ajak dia berhenti. Lalu dia pun lgsg ikut berhenti. Aku pun ngobrol terus sambil gak lepas mandangi wajahnya.

Aku sengaja menampakkan ketertarikanku ke dia biar lgsg dia tau. Bnyk yg ngleksoni kami. Ternyata kami berhenti blm pas di tepi jln. 😆

Dia memajukan motornya.

"Sini kita ngomong!", katanya sambil menggeser motornya ke tepi.

Lalu ku ikuti jg.

"Eh ternyata td kita brenti di jln ya Pak. 😀!", kataku sambil ketawa.

"Gak apa, udah malam!", jwbnya.

Makin enak kami ngobrol, dia suruh lagi makin menepi. Kini kami ngobrol di atas trotoar tepat di samping kios rokok yg lg tutup.

Sambil ngobrol mataku jelajatan liat ke jendolannya, meskipun ketutup sama bagian bawah jaketnya.

Itu ku sengaja biar dia tau aku pengen itunya. Udah hidup burungku. Pengen lgsg ku raba burung dia.

Yang kami omongin sih msh yg positif² ya. Yaitu seputar profesi dia sbg opang yg sepi penumpang.

"Udah beralih semua Pak ke Gojek, Grab, sama Maxim.", kataku.

"Iya.", katanya.

Namun aku tau dia jg ada mksd tertentu dgn aku. Begitu jg aku pastinya. 😁

"Udah nikah, Dek?", tanyanya.

Aku lgsg aja jujur tanpa boong².

"Blm lg, Pak!", ucapku mantap.

Aku menatap wajahnya terus mau mencermati mimik wajahnya setiap bicara dgnku.

Gak spt Bpk normal yg nanya, dia gak bilang lama kali, kok telat, dsb. Dia cuma mandangi wajahku aja. 😃

"Tinggal dimana?", tanyanya.

Oh ini udah makin mendalam nih pikirku. 😄 Akupun lgsg ngasih tau aku kost dimana.

"Kok kost, emang dr mana asal?", tanyanya.

"Aku merantau kesini Pak.", jwbku.

"Sama! Aku jg merantau!", jwbnya.

Lalu kami saling ngasih tau kampung msg².

Lalu merasa yakin 100٪ dia "sakit", dan nampaknya tertarik jg denganku, akupun lgsg memberanikan diri.

"Kemana kita lg, Pak?", tanyaku.

Dia diam sambil menatap wajahku. Aku makin menantang tatapannya dgn ekspresi yg membuatnya salah tingkah. Dia pasti tau apa mksdku.

"Kemana kita Pak?", kataku kg dgn wajah² yg sedang pengen.

"Kemana ya?", tanyanya.

"Ke kostkulah kita Pak?", tanyaku.

Dia terdiam tp memandangi wajahku seakan bertanya ke bathinnya sendiri apakah aku ini seperti itu.

"Ayok, Pak. Sambil ngopi² disana.", ajakku.

"Sama siapa ngekostnya? Sendiri?", tanyanya. 

"Iya Pak. Aku sendiri.", jwbku.

"Ayoklah Pak yok!", kataku sekali lagi.

Lalu kami pun sama² hidupin motor dan pergi menuju kostku. Dapat kau!, gumanku dlm hati. Aku senang aja bs dapat mangsa tanpa di duga² dan tanpa di cari².

Soalnya waktu itu aku hbs pulang dr rumahku menuju kostku. Kebetulan aku udah ngambil perumahan tp agak jauh.

Jadi aku tetap kost di tngh kota. Jd aku bukan lg nyari² Om² wkt itu tp bisa dapat di jln tanpa di duga². Tiba di kost ku persilakan dia duduk.

Mataku asik mandangi ke arah jendolannya dgn lengket. Aku gak peduli dia melihat aku atau gak. Yang jls sih dia melihat.

"Luas jg ya kostnya utk sendirian", katanya.

"Iya Pak!", kataku.

Lalu aku lgsg pindah ke dekat dia dan memijat pundaknya.

"Ku urutlah Bpk?", tanyaku.

"Urutlah!", katanya.

"Enak jg pijatanmu ya!", pujinya.

"Hehe.. iya Pak!", jwbku.

Lalu aku pindah dr blkgnya ke dpn. Ku pijit pahanya yg sdg duduk bersila itu. Lalu ku tatap matanya.

"Bukalah bajunya, Pak!", ucapku.

Lalu mata kami kembali saling menatap dan saling mengkode.

Tanganku terus memijat pahanya sampai ke bagian pangkal. Lalu kuremas jendolannya. Seketika itu mata kami saling menatap. Disitulah ketemu jawabannya.

Tanganku pun gak pindah lagi dari selangkangannya. Aku terus merabanya hingga aku berusaha bukain resletingnya.

Gak dapat sih kont0lnya. Karna dia duduk bersila dgn celana jahit yg agak sempit. Lalu aku pun berhasil nurunin resletingnya tp gak bisa ku keluarkan burungnya.

Akhirnya dia bersandar ke dinding dgn sedikit merebahkan tubuhnya. Lalu kakinya di luruskan dua²nya ke dpn.

Ku keluarkanlah batangnya dari balik CD-nya. Kont0lnya sedang aja ukurannya. Kondisinya udah separoh hidup. Dan lobang diujung kepalanya mengeluarkan cairan bening yg lengket.

Berarti Bpk itu udah nafsu kali. Aku pun merunduk mengisap kont0l itu hingga benar² tegang total.

Gak puas ngisap dgn dihalangi celana gitu, akupun narik celananya ke bawah. Di angkatnya pant4tnya keatas agar celananya bs lepas.

Kutarik celananya hingga keluar dr pergelangan kakinya. Aku pun bs melihat jelas keseluruhan kont0l Bpk itu.

Bijinya besar, tp bukan penyakit. Aku suka liatnya. Ku remas² biji itu dgn lembut.

"Besar telor Bpk ya!", kataku.

"Tapi gak hernia kan Pak?", tanyaku.

"Gak! Memang gitu dia.", jwbnya.

Lalu aku merebahkan kepalaku ke dadanya, aku ciumi dadanya yg msh pake baju dan jaket itu. 

"Buka bajunya Pak!", ucapku.

"Bajumu jg bukalah!", katanya.

Kami sama² berdiri bukain baju msg².

"Berbulu dada Bpk ya!", kataku melihat dadanya stlh bajunya dibuka.

Lalu kuraba bulu² itu. Tapi dadanya sih sngt tipis karna kurus itu. Ada tato di dada kirinya dan di lengan kirinya. Fyi, aku gak suka tato.

Begitu aku buka baju dan celanaku, dia lgsg meraba kont0lku yg msh pake CD itu. Di remasnya terus dr balik CD-ku.

CD-ku pun udah tembus oleh cairan bening yg keluar dr kont0lku. Lalu Bpk itu mengeluarkan kont0lku dr atas.

"Kecil kok, Pak!", kataku.

"Besar ini!", katanya.

Lalu dia jongkok ngisapin kont0lku. Isapannya enak. Bpk itu sngt lahap mengulum kont0lku tsb. Tak luput bijiku jg di jilatinnya.

Dari jongkok, kini dia duduk lesehan di keramik itu buat jilatin bijiku. Ku elus² rambut putihnya ketika dia isapin aku. Ku elus terus kepalanya.

"Dikamar kita yok, Pak. Disana ada kasur.", kataku.

Ku bawalah kipas angin dr ruang dpn ke kmr. Lalu kami main di atas kasur palembang warna biru milikku.

Kebetulan kostku udah ku kosongin. Barang²ku udah ku pindahin ke rumahku sana. Kami pun saling ngisap dgn posisi 69.

"Adek bisa di tusuk gak?", tanyanya.

"Gak, Pak!!", jwbku.

"Kalau Bpk?", tanyaku balik.

"Kurang suka. Tp bisa jg.", jwbnya.

"Emang knp kurang suka? Gak enak?", tanyaku. 

"Sakit dek. Apalagi besar.", katanya.

"Tapi kan udah sering Bpk di tusuk. Manalah sakit lg.", kataku.

"Gak, Dek. Gak sering!", jwbnya.

Lalu kami kusyuk lg saling isap tanpa bicara². Akupun lg gak pengen nusuk jg mlm itu. Ckp isap²an aja aku udah puas.

"Adek putih kali ya, mulus semua.", ucapnya. 

"Gak ada bulu hehe.", kataku kurang pede.

"Gpp. Bpk lbh suka gini.", katanya.

Lalu dia jilatin kedua paha mulusku dr dekat lutut hingga pangkal. Ngeri kali jilatannya. Menggelepar jg aku dibuatnya.

Lalu dia menjilati pusatku dan perut sekitarnya. Ini yg ku damba, walau aku hrs kewalahan sampai kayak kehabisan nafas. Aku pun spt cacing kepanasan dibuat.

Jilatan Bpk itu makin naik keatas hingga dadaku. Aku meronta ketika dgn lihainya lidahnya me-nari² di kedua putingku.

Lalu makin menjalar ke leherku. Lalu dia menghajar kedua ketiakku.

"Ahh.... ah..... geli Pak. Ahh.... auh....!", erangku sambil menggelepar hebat.

Aku memang sngt menyukai ketiakku di jilati, apalagi sngt pro.

"Kok dikit bulunya dek!?", katanya.

"Iya Pak!", kataku simpel karna aku lg menahan rasa geli yg teramat sangat.

Dia ciumi pipiku, tp gak dgn mulut atau bibirku. Padahal aku rela bercipokam dgn dia.

Aku pun membalas serangannya. Aku jilat² kedua tetek Bpk itu. Namun aku gak nafsu kali ke dia. Sehingga gak sepenuh hati aku melakukannya.

Ku jilat makin kebawah ke perutnya. Lalu berhenti di kont0lnya. Ku tarik² jembutnya pake mulutku. Lalu ku jilati biji besarnya.

Lalu dia menarikku keatas hingga kini mulut kami berdekatan. Nafas kami saling beradu, terhirup samaku aroma nafasnya.

Namun aku gak jijik, aku malah horni. Ku sengaja menyedot nafas Bpk itu. Nafasnya gak bau. Walau ini msh masa Pandemi Covid-19 aku gak takut. 😂

Bpk itu terus menjilati leherku dan menciumi pipiku. Aku berusaha melumat bibirnya namun dia selalu bergerak menghindar.

Asal ku dekatin selalu di hindari. Dia memiringkan kepalaku ke samping dan me-nyedot² telinga kiriku. Terasa geli kali. Geli mendengar suara² sedotannya.

Lalu dia memiringkan kepalaku ke sisi kiri dan melumat telinga kananku. Bpk itu sngt beringas melahap telingaku.

Tapi untung dia gak nyuruh aku berbuat yg sama. Karna aku gak sanggup melakukan itu ke dia. Kalau ke Oom @Ahmet_Davutoglu aku mau. Aduh ke mention. 😂

Gak papalah kemention ya, org dia gak akan liat notif itu. Lagian dia gak ngerti bahasa kita. Tapi gimana kalau diliat terjemahannya. Bisa naik telinganya. 😂

Ayo pembaca, buat yg blm tau siapa doi, silakeun di kepoi akun tsb. Doi idolaku. Aku pengen banget icip² kebab doi. ✌

---------------------

"Cipokan yok, Pak!", kataku.

"Gak usah!" katanya.

"Napa? Takut corona?", tanyaku.

"Ndak juga!", jwbnya.

Lalu aku berusaha merampas bibirnya, dapat dikit² aja. Jd kayak sdg memperkosalah gayaku merebut bibirnya. Capek jg dibuatnya. Akhirnya aku sudahi upaya merampas bibirnya.

Bapak itu kembali menjilati kedua ketiakku dgn lahapnya. Lalu di gigitnya disana kuat².

"Pak bikin cupanglah, biar ada kenangan dr Bpk.", ucapku.

Lalu dia hendak bikin cupang di leherku.

"Eh, bukan disitu, bs heboh nanti sekota besar.", kataku.

"Dimana?, tanyanya.

"Di dada boleh, di perut boleh, di paha boleh!", kataku.

Lalu Bpk itu pun mencupang ketiga daerah yg ku sebut. Di bikinnya 1 di dada, 1 di perut, 1 dipaha. Itupun sebesar koin seribu semua.

"Nembaklah yok, Dek.", ajaknya.

"Bpk mau pulang lg udah jam 12 kurasa ini.", katanya lagi.

Lalu kami saling isap²an lah dgn serius. Ku kenyot kont0l Bpk itu dgn kuat² namun gak kena gigi.

Bapak itu me-raung² merasakan kenikmatan yg ku ciptakan. Dia pun menyedot batangku dgn seluruh kemampuan yg dia miliki.

"Masih lama?", tanyanya.

"Gak lagi!", jwbku.

"Bapak?", tanyaku.

"Gak!", jwbnya.

Lalu dia mendesah makin kuat, lalu sperm4nya menyembur di dlm mulutku. Aku segera cabut kont0lnya dan ku oleskan ke mukaku. Sehingga separoh menyembur ke mukaku.

Ku tutup mataku biar gak kena. Kurasakan sperm4 itu msh bnyk yg tumpah.

Puas kali rasanya di sembur sperm4 di wajah. Aku sapukan terus kepala kont0l Bpk itu ke wajahku. Sehingga seluruh wajahku penuh berlumuran sperm4nya.

Tanganku terus menggenggam kont0lnya seraya mengocoknya sampai tuntas semua sperm4nya keluar.

Sementara sperm4ku jg di tumpahkannya di kont0lku. Jadi begitu aku crot, dia tetap mengulum kont0lku.

Namun di biarkannya sperm4 itu berceceran keluar dr mulutnya hingga jatuh lagi dan belepotan ke kont0lku. Di sapukannya sperm4 itu ke seluruh batang, biji, dan jembutku.

Selesai isap²an, kami msh rebahan sampai nafas kami kembali normal. Aku rebah berbantalkan paha kirinya.

"Ke kmr mandilah yok!", ucapnya.

Habis itu kami masang baju msg².

"Minta no adek!", katanya.

Lalu ku ksh.

"Seminggu lg Bpk kesini ya.", ucapnya.

"Iya, Pak. Tp tlp dulu. Jgn lgsg² dtg.", kataku. 

"Iyalah!", katanya.

"Misscall aja, nanti biar aku yg tlp balik. Aku selalu pake TM sebulan.", kataku.

"Ok lah. Bpk pulang ya. Mksh, Dek!", ucapnya sambil pergi.

--------------------

Aku mengenang perjumpaan kami td, kok bs ya tiba² dapat, pikirku.

Aku memang udah bnyk mengenali gelagat² h0mo. Walaupun bukan di tmpt pangkalan h0mo, tp aku udah bisa mengenali setiap laki² yg h0mo².

Misalnya kalau udah jam 10 mlm keatas ada Bpk² jln sendiri², biasanya itu tuh. Apalagi jlnnya lambat². Itu salah satu tanda² menurutku.

Karna kalau yg normal biasanya jalannya fokus ke dpn dgn laju yg cpt. Bukan lambat² dan sibuk liat kiri kanan dan mau pula di sapa² orang. 

Karna kalau disapa dia mau nyahut, pake senyum pula, biasa sih itu tuh. Kalau yg normal kadang suka menggertak kalau ditanya².

Aku bbrp kali nyapa² Bpk² dijln.

"Dari mana Pak?", cuma itu aja yg kutanya. 

"Napa?", katanya seakan nantang.

Padahal udah tua jg tp sok nantang.

Atau misalnya kutanya

"Mau kemana Pak?"

Ngapa kamu nanya²?", katanya pula dgn tatapan yg kayak marah.

Kalau udah gt lgsg kubiarin aja.

Tapi pengalaman aku ya, blm prnh sejarahnya ada Bpk² yg duluan nyapa² aku di jln atau ngajak bicara atau berhenti. Selalu aku semua. 😃

Kecuali di sarang h0mo ya iyalah, bnyk jg yg nyapa atau ngajak. Yg ku mksd ini di jln umum. Kalau di sarang h0mo itu beda.

Aku pengen aja ketika aku melintas entah dimana, ada Bpk² ganteng seleraku yg nyapa² dan ngajak kenalan. Jgn aku terus yg menggitukan mereka.

Itulah herannya, pas gak ada tujuan nyari² tp iseng sapa² mereka, ternyata bnyk jg yg mau. Berarti udah bnyk jg yg jd h0mo ya. 😀

"Mungkinkah di antara Bpk² yg prnh kusapa dan mau kuajak itu, ternyata mereka lagi nyari²?

Kalau nyari² kok diam² bae kayak nunggu biar org aja yg godain dia. Mungkinkah emang gt cara dia, me-lintas² aja siapa tau ada laki² yg ajakin ML. 🙂



Selesai



Disclamer :

Tulisan ini pertama kali tayang di thread @ayahpenyayang di Twitter pada 17 Okt 2021.

Makanya isinya mungkin ada yang kurang relevan dengan kondisi sekarang.

Karna di dalam cerita ini di sebutkan ketika pandemi Covid-19 masih sangat menakutkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUSIN SUPIR TRUCK Part 1

𝐍𝐆𝐄𝐑𝐉𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐀𝐁𝐔𝐊

𝐌𝐄𝐑𝐓𝐔𝐀𝐊𝐔 𝐓𝐀𝐔 𝐀𝐊𝐔 𝟔𝟒𝐘